Sepak bola di Indonesia memiliki daya tarik yang tak terbantahkan, bahkan bagi pemain asing yang hanya sebentar merasakan atmosfernya. Salah satu contoh nyata adalah mantan pemain asing Persita Tangerang, Yevhen Budnik, yang mengungkapkan pengalamannya selama berkarir di Liga 1 Indonesia. Meskipun hanya sebentar, pengalaman Yevhen di Indonesia begitu mendalam hingga membuatnya menyebut sepak bola di negeri ini seperti agama. Melalui artikel ini, kita akan mengupas perjalanan Yevhen Budnik di sepak bola Indonesia dan bagaimana atmosfer Liga 1 memberikan kesan yang mendalam dalam karirnya.
Yevhen Budnik: Pengalaman Pertama di Liga 1 Indonesia
Yevhen Budnik, pemain asal Ukraina yang pernah memperkuat Persita Tangerang, datang ke Indonesia pada musim Shopee Liga 1 2020. Sebagai seorang pemain asing, ia diharapkan bisa memberikan kontribusi besar bagi tim “Pendekar Cisadane” yang tengah bersaing di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Budnik, yang berposisi sebagai juru gedor, didatangkan dengan kontrak senilai Rp4,35 miliar, sebuah angka yang cukup besar di Liga 1. Meski begitu, perjalanan Budnik bersama Persita Tangerang tidak berjalan mulus.
Pemain yang sebelumnya membela Timnas Ukraina U-21 ini hanya bermain dalam tiga pertandingan sepanjang musim 2020. Jumlah yang terbilang sedikit untuk seorang pemain yang dibayar mahal. Bahkan, Yevhen Budnik gagal mencetak gol dalam tiga pertandingan tersebut, yang membuat catatan karirnya bersama Persita kurang menggembirakan. Meskipun demikian, ada alasan yang sangat besar di balik minimnya waktu bermain dan hasil yang didapat oleh Budnik.
Tantangan Pandemi COVID-19 dan Ketidakpastian Kompetisi Liga 1 2020
Seperti banyak liga di dunia, Liga 1 Indonesia pada tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh pandemi COVID-19. Pandemi global ini mengakibatkan kompetisi terhenti sementara waktu, dan banyak pertandingan yang dibatalkan atau dijadwal ulang. Situasi ini membuat persiapan tim-tim Liga 1 menjadi tidak optimal, termasuk Persita Tangerang. Bagi pemain asing seperti Yevhen Budnik, adaptasi dengan lingkungan baru dan waktu bermain yang terbatas tentu sangat menantang.
Ketidakpastian jadwal dan atmosfer pertandingan yang tak teratur juga mempengaruhi performa pemain, termasuk Yevhen Budnik. Saat itu, banyak klub yang tidak dapat memaksimalkan potensi mereka karena terbatasnya waktu persiapan dan pertandingan yang terhenti karena pandemi. Meskipun demikian, Budnik tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi Persita Tangerang meski dalam situasi yang sulit.
Menganggap Sepak Bola Indonesia Seperti Agama
Walaupun hanya bermain tiga pertandingan, Yevhen Budnik merasa sangat terkesan dengan atmosfer sepak bola di Indonesia. Menurutnya, sepak bola di Indonesia memiliki gairah yang sangat besar, hingga ia menganggapnya seperti agama. Hal ini bukan tanpa alasan, karena di Indonesia, sepak bola benar-benar menjadi ajang yang menghubungkan berbagai kalangan masyarakat, dari yang muda hingga tua, dari desa hingga kota besar.
Budnik mengungkapkan bahwa ia sangat terkesan dengan antusiasme suporter yang luar biasa terhadap timnya. Bahkan, meskipun dirinya hanya bermain sebentar, ia merasa sangat dihargai dan diterima oleh para pendukung Persita Tangerang. Suasana yang begitu emosional dan penuh semangat inilah yang membuat Yevhen merasa bahwa sepak bola bukan sekadar olahraga, tetapi lebih seperti agama yang mendalam bagi masyarakat Indonesia.
Suporter sepak bola Indonesia memang terkenal sangat fanatik. Mereka tidak hanya mendukung tim dengan sepenuh hati, tetapi juga hadir dalam setiap pertandingan dengan penuh semangat dan energi. Ini memberikan pengaruh besar bagi para pemain asing yang baru pertama kali merasakan atmosfer sepak bola Indonesia. Sebagai pemain yang berasal dari Ukraina, Budnik tentu saja sudah terbiasa dengan gairah sepak bola di Eropa, namun pengalaman di Indonesia memberikan kesan yang berbeda.
Perjalanan Karir Yevhen Budnik Sebelumnya
Sebelum bergabung dengan Persita Tangerang, Yevhen Budnik memiliki perjalanan karir yang cukup menarik. Budnik adalah mantan pemain Timnas Ukraina U-21, yang berarti ia sudah memiliki pengalaman bermain di tingkat internasional. Ia juga telah memperkuat beberapa klub di Eropa, terutama di liga-liga yang memiliki kompetisi tinggi. Namun, perjalanan karirnya ke Indonesia bisa dibilang cukup mengejutkan.
Sebelum bergabung dengan Persita, banyak yang mengira bahwa Budnik akan melanjutkan karirnya di Eropa, mengingat usia dan kemampuannya yang masih sangat potensial. Namun, kesempatan untuk bermain di Indonesia datang dengan tawaran yang menggiurkan. Meskipun hanya sebentar, Yevhen menganggap pengalamannya bermain di Indonesia sebagai pengalaman yang sangat berharga, baik dalam hal sepak bola maupun kehidupan pribadi.
Pelajaran dari Pengalaman Yevhen Budnik
Pengalaman Yevhen Budnik di Liga 1 Indonesia meskipun singkat memberikan pelajaran berharga, baik bagi dirinya maupun bagi kita yang mengamati sepak bola Indonesia. Budnik mengingatkan kita akan betapa besarnya semangat dan gairah yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia terhadap sepak bola. Meskipun ia tidak berhasil mencatatkan gol atau bermain banyak pertandingan, ia tetap merasa bahwa sepak bola di Indonesia adalah sesuatu yang lebih dari sekadar olahraga. Sepak bola di Indonesia adalah agama, sebuah keyakinan dan kecintaan yang menghubungkan setiap elemen masyarakat.
Mantan pemain asing Persita Tangerang ini juga menunjukkan bahwa keterbatasan waktu bermain atau kondisi yang kurang ideal bukanlah penghalang untuk merasakan pengalaman yang luar biasa. Bagi Yevhen, sepak bola di Indonesia bukan hanya tentang hasil di lapangan, tetapi juga tentang pengaruh budaya sepak bola terhadap kehidupan seseorang.
Dengan antusiasme yang tinggi dari suporter dan atmosfer kompetisi yang penuh semangat, Yevhen Budnik mungkin hanya sebentar di Indonesia, tetapi pengalaman tersebut pasti akan selalu ia kenang sebagai salah satu momen paling berharga dalam karirnya.