Final Piala Liga baru-baru ini antara Celtic dan Rangers di Hampden Park memunculkan salah satu keputusan VAR yang paling kontroversial dalam sepak bola Skotlandia. Dengan kedudukan 3-3 pada waktu perpanjangan waktu, sebuah insiden pelanggaran yang melibatkan bek Celtic, Liam Scales, dan pemain sayap Rangers, Vaclav Cerny, menjadi momen yang sangat menentukan. Wasit John Beaton memberi keputusan tendangan bebas untuk Rangers setelah Cerny dijatuhkan, namun setelah tayangan ulang VAR, ditemukan bahwa pelanggaran terjadi di dalam kotak penalti, bukan di luar. Keputusan wasit tidak berubah, dan hasilnya, Celtic memenangkan pertandingan melalui adu penalti 5-4.
Keputusan tersebut memicu gelombang reaksi dari berbagai pihak, termasuk pelatih Rangers, Philip Clement, yang mengklaim bahwa seluruh Eropa membicarakan keputusan tersebut, serta reaksi dari manajer Celtic, Brendan Rodgers, yang berkomentar tentang “narasi” yang selalu muncul setelah pertandingan-pertandingan besar antara kedua klub tersebut. Artikel ini akan membahas berbagai reaksi dan perspektif yang muncul terkait keputusan VAR tersebut, serta implikasi lebih lanjut bagi sepak bola Skotlandia.
1. Keputusan VAR yang Mengundang Kontroversi
Pada saat itu, dengan kedudukan imbang 3-3, sebuah pelanggaran terjadi di luar kotak penalti Celtic ketika Liam Scales menjegal Vaclav Cerny. Wasit Beaton, setelah menerima umpan balik dari VAR yang dipimpin oleh Alan Muir dan asistennya Frank Connor, memutuskan untuk memberikan tendangan bebas, bukan penalti. Namun, tayangan ulang televisi yang jelas menunjukkan bahwa pelanggaran terjadi di dalam kotak penalti. Dalam hal ini, meskipun VAR memberikan kesempatan untuk mereview kejadian tersebut, keputusan wasit tetap tidak berubah.
Keputusan ini memicu berbagai reaksi dari berbagai pihak. Philip Clement, manajer Rangers, dengan tegas menyatakan bahwa insiden tersebut jelas dan tak terbantahkan, mengklaim bahwa seluruh Eropa sedang membicarakan keputusan tersebut. Menurutnya, ini adalah contoh nyata dari ketidaktepatan dalam keputusan yang sangat krusial dalam sebuah pertandingan besar.
2. Tanggapan dari Philip Clement dan Rangers
Philip Clement tidak segan-segan mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan VAR. Ia menyebut bahwa momen tersebut akan terus dikenang “selama sisa hidup” mereka, mencatat bahwa “tidak ada area abu-abu dalam keputusan tersebut”. Clement juga menegaskan bahwa keputusan VAR yang salah ini menciptakan suasana ketidakadilan dalam pertandingan dan menunjukkan bahwa aturan permainan tidak dipatuhi dengan benar.
Clement menambahkan bahwa meskipun hasil akhir pertandingan tidak dapat diubah, penting untuk adanya transparansi mengenai kesalahan tersebut. Ia mengapresiasi kejujuran Willie Collum, bos wasit FA Skotlandia, yang mengakui bahwa Rangers seharusnya mendapatkan penalti. Namun, Clement juga menyatakan bahwa kejujuran tersebut hanya akan efektif jika ada upaya nyata dari otoritas sepak bola Skotlandia untuk meningkatkan standar pengambilan keputusan, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Menurut Clement, ketidaktepatan keputusan VAR ini juga berpotensi merusak citra sepak bola Skotlandia, karena “seluruh Eropa membicarakan” keputusan tersebut. Ia juga menyoroti bagaimana kualitas pertandingan yang seharusnya menjadi sorotan utama justru tergeser oleh kontroversi tersebut. Dalam pandangannya, meskipun pertandingan itu menampilkan dua tim yang memainkan sepak bola berkualitas dengan intensitas tinggi, keputusan VAR tersebut memberikan publisitas buruk bagi sepak bola Skotlandia.
3. Tanggapan dari Brendan Rodgers dan Celtic
Sementara itu, manajer Celtic, Brendan Rodgers, memberikan tanggapannya terhadap situasi tersebut dengan lebih menekankan pada fokus tim dan mengurangi spekulasi seputar keputusan VAR. Rodgers mengakui bahwa “selalu ada narasi” setelah pertandingan besar antara Celtic dan Rangers, tetapi ia menegaskan bahwa timnya hanya fokus pada kemenangan dan melanjutkan keberhasilan mereka.
Rodgers mengakui adanya kritik yang terus berlanjut mengenai insiden tersebut, terutama seputar apakah penalti seharusnya diberikan atau tidak. Namun, ia juga menyoroti bahwa meskipun ada teknologi VAR, kesalahan manusia masih tetap ada dalam setiap pertandingan. “Pemain bukan mesin,” katanya, menambahkan bahwa meskipun teknologi seperti VAR dirancang untuk mengurangi kesalahan, keputusan masih bergantung pada interpretasi individu.
Bagi Rodgers, inti dari pertandingan adalah bagaimana tim bisa melanjutkan permainan dan terus meraih kemenangan meskipun ada kontroversi di luar lapangan. Ia menambahkan bahwa di balik narasi tentang keputusan penalti atau kartu merah, yang paling penting adalah bagaimana timnya dapat terus tampil dengan baik di lapangan dan meraih hasil positif.
4. Tanggapan dari Willie Collum dan FA Skotlandia
Setelah kontroversi tersebut, Willie Collum, bos wasit FA Skotlandia, mengakui pada hari Kamis bahwa Rangers seharusnya mendapat penalti dalam pertandingan final Piala Liga tersebut. Collum menyebutkan bahwa keputusan VAR yang melibatkan Alan Muir dan asistennya Frank Connor sangat buruk dan tidak dapat diterima, memberikan gambaran tentang bagaimana keputusan yang diambil melalui teknologi VAR bisa salah meskipun telah melalui proses tinjauan ulang.
Collum juga menyatakan bahwa meskipun wasit dan staf VAR bekerja keras untuk memastikan keputusan yang adil, kesalahan masih bisa terjadi dan itu adalah bagian dari proses pembelajaran dalam olahraga. Ia menekankan pentingnya transparansi dalam pengakuan kesalahan dan berkomitmen untuk terus meningkatkan standar pengambilan keputusan di masa depan.
Ian Maxwell, Ketua Eksekutif FA Skotlandia, juga turut mengomentari situasi ini. Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap dampak keputusan tersebut terhadap citra sepak bola Skotlandia, menyebut bahwa “perbincangan tentang momen menentukan” ini sangat disayangkan karena membayangi kualitas pertandingan yang sebenarnya. Maxwell juga menyatakan bahwa meskipun kontroversi ini tidak bisa dihindari, penting untuk tim dan pemain tidak terjebak dalam kesalahan tersebut dan tetap fokus pada pertandingan berikutnya, seperti pertandingan penting melawan Dundee yang dijadwalkan setelahnya.
5. Dampak Keputusan VAR pada Sepak Bola Skotlandia dan Masa Depan Teknologi VAR
Kontroversi ini membuka kembali perdebatan mengenai penggunaan teknologi VAR dalam sepak bola, terutama di liga-liga domestik. Walaupun VAR bertujuan untuk meningkatkan keakuratan keputusan wasit dan mengurangi kesalahan manusia, kenyataannya, penerapan teknologi ini tidak selalu berjalan mulus. Keputusan yang melibatkan VAR terkadang dapat memunculkan ketidakpuasan di kalangan penggemar dan pemain, terutama ketika keputusan tersebut berdampak langsung pada hasil pertandingan yang sangat penting.
Dalam konteks sepak bola Skotlandia, keputusan VAR yang kontroversial ini menambah ketegangan antara dua klub besar, Celtic dan Rangers. Dengan kedua tim saling bersaing di puncak liga, keputusan yang dianggap tidak adil bisa memperburuk hubungan antara klub-klub ini dan meningkatkan ketegangan di kalangan penggemar mereka.
Namun, meskipun kontroversi ini memberikan publisitas buruk bagi sepak bola Skotlandia, ini juga memberi peluang bagi badan pengatur untuk mengevaluasi penggunaan VAR dan mempertimbangkan perbaikan atau pembaruan dalam prosedur pengambilannya. Keputusan yang lebih konsisten dan transparansi yang lebih besar dalam proses ini dapat membantu meredakan ketegangan dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap teknologi VAR.
6. VAR dan Tantangan di Masa Depan
Keputusan VAR yang kontroversial dalam final Piala Liga antara Celtic dan Rangers memperlihatkan tantangan besar yang masih dihadapi teknologi ini dalam sepak bola. Meskipun tujuannya untuk meningkatkan akurasi keputusan, ketidaktepatan dalam beberapa kasus menunjukkan bahwa VAR tidak sepenuhnya bebas dari kesalahan. Ini menciptakan ketegangan dan memperburuk kontroversi, terutama dalam pertandingan-pertandingan besar yang sangat menentukan.
Bagi banyak pihak, termasuk manajer dan penggemar, ini adalah momen yang mengingatkan kita bahwa meskipun teknologi bisa membantu, kesalahan manusia dan interpretasi tetap ada dalam olahraga. Ke depannya, pengembangan dan perbaikan sistem VAR akan sangat penting agar teknologi ini dapat benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi olahraga dan mengurangi